Kendi adalah tempat
untuk menyimpan air berbentuk seperti teko yang terbuat dari tanah liat. Kendi
dikenal di seluruh dunia dan berkembang di Mesir, China, Jepang, Thailand, dan
Indonesia. Sebutan 'kendi' pada umumnya dikenal di seluruh Asia Tenggara. Kata
kendi berasal dari bahasa Sansekerta (dari India) yakni kundika yang artinya
'wadah air minum'. Sebutan kendi di Indonesia bermacam-macam khususnya untuk
kendi tanpa corot (kendi seperti buah labu/botol). Di Sumatra Barat wadah ini
disebut labu tanah, di Jawa ada yang menyebutnya gogok, atau glogok yang
katanya berasal dari bunyi yang keluar saat air dituang, di Batak disebut
kandi, di Bali disebut kundi atau caratan, di Sulawesi Selatan busu, di Aceh
geupet bahlaboh dan di Lampung disebut hibu.
SEJARAH KENDI
Walaupun kendi sudah dikenal sejak masa awal di Jawa dan Negeri Melayu, akan tetapi berdasarkan kesejarahan benda itu berasal dari India yang telah lebih dulu mengenalnya pada zaman peradaban yang lebih tua. Bahkan juga diduga kendi bercorot dari Asia Tenggara bukan hanya peniruan dari India akan tetapi merupakan evolusi dari kendi Mesopotamia dan Yunani. Beberapa bentuk Kendi bercorot kuno yang ditemukan di Mesopotamia berasal dari tahun 3200 SM dan kendi bercorot yang ditemukan di Yunani tahun 2500 SM ada kemiripan dengan bentuk-bentuk kendi yang ada di Asia Tenggara.
Meskipun kendi-kendi gerabah telah dibuat di banyak tempat di Indonesia sejak zaman prasejarah, tetapi kendi secara khusus sebagai wadah air yang menuang dari corotnya, baru dikenal pada abad ke-9 di Jawa. Hal ini dapat ditemukan pada relief-relief yang ada di Candi Borobudur pada teras Kamadhatu. Di Candi Borobudur yang dibangun sekitar tahun 800 M, memperlihatkan kedua bentuk tersebut.
MENGAPA AIR KENDI BISA LEBIH SEGARKendi yang berfungsi sebagai wadah air (putih) sebenarnya rasa airnya itu lebih segar lho (terlebih bila air-nya telah disimpan 1-2 hari) bila dibandingkan dengan air dispenser yang memakai listrik.Hal ini rupanya disebabkan oleh bahan utama sekaligus cara pembuatan kendi yang mempengaruhi suhu air yang disimpan di dalamnya.Sebagai informasi, kendi dibuat dari tanah liat yang diolah menjadi bentuk tertentu yang kemudian dibakar agar menjadi lebih keras. Proses pembakaran inilah yang membuat kendi memiliki pori-pori berukuran sangat kecil.
Keberadaan pori-pori ini menyebabkan terjadinya penguapan atau pertukaran udara di dalam kendi dengan yang berasal dari luar kendi. Pertukaran udara kemudian diiringi dengan pertukaran suhu.Suhu udara yang cenderung lebih dingin kemudian masuk ke dalam kendi hingga mempengaruhi suhu air di dalamnya menjadi lebih dingin.Nggak hanya dingin menyegarkan, konon, air minum yang disimpan di dalam kendi lebih sehat, lo. Bahkan, meski kamu sedang batuk, air kendi yang dingin masih jauh lebih aman diminum dibanding air es atau air yang ditempatkan dalam kulkas.
Air kendi juga cenderung bersifat basa karena disimpan di dalam tanah liat. Hal ini akan membantu menjaga keasaman di dalam perut. Imbasnya, sistem kekebalan tubuh akan semakin membaik dan tubuh pun akan semakin sehat.
Fungsi kendi selain untuk menyimpan air juga dtgunakan sebagai alat upacara pada acara-acara tertentu, misalnya pada perkawinan. Air yang terdapat dalam kendi dianggap suci, murni, dan menyejukan, menjadi simbol perkawinan yang sempurna. Di Jawa Barat, pada upacara perkawinan, mempelai wanita membasuh kaki mempelai pria dengan air dari kendi, setelah upacara pemecahan telur. Upacara basuh kaki melambangkan kesetiaan seorang istri terhadap suaminya.
Kendi juga dipakai pada acara-acara penobatan atau pengukuhan. Sebagai contoh, pada acara ekspor perdana kontainer disiram dengan air melalui kendi yang dipecahkan. Contoh lain, pada saat pemberian nama "Tetuko" untuk pesawat terbang yang dibuat IPTN di Bandung tahun 1984, Presiden Soeharto memecahkan kendi berisi air wangi pada hidung pesawat tipe CN235 itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar