Negara terpencil di dunia adalah Pulau Tristan Da Cuha. Pulau yang satu ini merupakan tempat paling terpencil di dunia yang masih dihuni manusia. Pulau Tristan da Cunha, atau bisa disebut Tristan adalah pulau utama dari susunan kepulauan vulkanis yang berlokasi di Samudera Atlantik Selatan itu. Di tengah bentangan lautan yang luas, siapa yang menyangka ada kehidupan di sebuah pulau kecil seperti Tristan da Cunha. Letak pulau ini sekitar 2.300 km dari Afrika Selatan dan 3.300 km dari Amerika Selatan. Sebuah jarak yang tidak bisa dikatakan dekat. Bahkan dengan pulau terdekat, Saint Helena pun jaraknya mencapai 2.400 km
Terdapat satu pulau bernama Nightingale yang menjadi tempat favorit orang Tristan untuk liburan dan berenang karena tidak terlalu berbahaya - arus tidak terlalu kuat dan rendah ancaman dari hiu. lalu, ada Pulau Inaccessible atau tidak dapat diakses dan Pulau Gough yang berbatu, tempat Afrika Selatan mendirikan pusat stasiun cuaca dan menempatkan beberapa ahli meteorologi yang dirotasi tahunan. Selain desiran angin dan suara sapi aneh yang meraung di pulau utama, Anda tidak dapat mendengar suara lain di sini. Satu hal yang mencolok tentang kepulauan ini adalah Anda dapat dikelilingi oleh ribuan burung ke mana pun Anda pergi… namun tidak pernah mendengar satu pun dari mereka berkicau.
Total penduduk yang hidup di Tristan da Cunha adalah 245 jiwa (133 perempuan dan 112 pria - berdasarkan hitungan terakhir). Mereka tinggal di sebuah pemukiman yang bernama Edinburgh of the Seven Seas. Pemukiman ini memiliki kafe, aula acara sosial, kantor pos, dan pub bernama The Albatross.
Walau terpencil, Tristan da Cunha sedikit lebih modern. Di sana, masih tersedia toko-toko kecil, sekolah, satu buah supermarket, dan satu dokter untuk menunjang kehidupan.
Tristan da Cunha juga punya ciri khas sendiri dengan makanan lautnya. Di sana tidak ada buah-buahan atau juga sayuran. Sehingga penduduk setempat benar-benar menggantungkan hidupnya pada lautan.
Industri: Satu pabrik pengolahan kepiting berupa gudang industri besar berwarna putih di dekat pelabuhan
Pertanian: Perkebunan kentang
Pariwisata: Ada rumah jerami yang berfungsi sebagai museum, meskipun hampir tidak ada yang bisa dipamerkan di dalamnya. Ada juga pilihan untuk melakukan pendakian dan menikmati keindahan alam di sekitar pulau - yang lebarnya tidak lebih dari 10 kilometer - dan juga bisa menikmati lembah curam dan pegunungan terjal yang berada di 2.062 meter di atas permukaan laut.
Ada sekolah untuk anak-anak, rumah sakit kecil, dua gereja, toko, kolam renang, dan kantor pos. Internet hanya tersedia empat jam sehari dan sangat mahal, sedangkan radio FM hanya dua jam sehari.
Seluruh negara berupa gunung berapi, dan kita bisa melihat tanah subur yang mereka miliki pada gambar di atas.Saking terpencilnya, Tristan da Cunha tidak memiliki bandara atau akses jalan lainnya. Untuk mengunjungi pulau ini hanya bisa dilakukan melalui jalur laut. Itupun hanya satu kali dalam setahun.
Menempuh perjalanan ribuan kilometer tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terkadang kapal-kapal nelayan bahkan tidak bisa sampai ke pulau ini.
Menempuh perjalanan ribuan kilometer tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terkadang kapal-kapal nelayan bahkan tidak bisa sampai ke pulau ini.
Terdapat satu pulau bernama Nightingale yang menjadi tempat favorit orang Tristan untuk liburan dan berenang karena tidak terlalu berbahaya - arus tidak terlalu kuat dan rendah ancaman dari hiu. lalu, ada Pulau Inaccessible atau tidak dapat diakses dan Pulau Gough yang berbatu, tempat Afrika Selatan mendirikan pusat stasiun cuaca dan menempatkan beberapa ahli meteorologi yang dirotasi tahunan. Selain desiran angin dan suara sapi aneh yang meraung di pulau utama, Anda tidak dapat mendengar suara lain di sini. Satu hal yang mencolok tentang kepulauan ini adalah Anda dapat dikelilingi oleh ribuan burung ke mana pun Anda pergi… namun tidak pernah mendengar satu pun dari mereka berkicau.
Total penduduk yang hidup di Tristan da Cunha adalah 245 jiwa (133 perempuan dan 112 pria - berdasarkan hitungan terakhir). Mereka tinggal di sebuah pemukiman yang bernama Edinburgh of the Seven Seas. Pemukiman ini memiliki kafe, aula acara sosial, kantor pos, dan pub bernama The Albatross.
Tristan da Cunha juga punya ciri khas sendiri dengan makanan lautnya. Di sana tidak ada buah-buahan atau juga sayuran. Sehingga penduduk setempat benar-benar menggantungkan hidupnya pada lautan.
Pertanian: Perkebunan kentang
Pariwisata: Ada rumah jerami yang berfungsi sebagai museum, meskipun hampir tidak ada yang bisa dipamerkan di dalamnya. Ada juga pilihan untuk melakukan pendakian dan menikmati keindahan alam di sekitar pulau - yang lebarnya tidak lebih dari 10 kilometer - dan juga bisa menikmati lembah curam dan pegunungan terjal yang berada di 2.062 meter di atas permukaan laut.
Ada sekolah untuk anak-anak, rumah sakit kecil, dua gereja, toko, kolam renang, dan kantor pos. Internet hanya tersedia empat jam sehari dan sangat mahal, sedangkan radio FM hanya dua jam sehari.
Sumber: Republika |
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar